Jumat, 13 Desember 2013

makalah sistem pencernaan

BAB I
PENDAHULUAN
 
Fungsi utama system pencernaan adalah memindahkan zat nutrient (zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan ke lingkungan dalam untuk didistribusikan ke sel-sel melalui system sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh, seperti ATP yang dibutuhkan sel-sel untuk melaksanakan berbagai kegiatan di tubuh dan juga berfungsi sebagai bahan pembangun dan pengganti sel-sel yang rusak. Pembuangan sisa atau sampah tubuh hanya merupakan funsi kecil dari system pencernaan yang berlangsung melalui paru-paru, ginjal, defekasi pada akhir pencernaan, dan keringat melalui kulit. Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan maka saluran pencernaan harus memiliki persediaan air, elektrolit, dan makanan yang terus-menerus. Untuk ini dibutuhkan:
a.                   Pergerakan makanan melalui saluran pencernaan,
b.                  Sekresi getah pencernaan dan pencernaan,
c.                   Absorpsi hasil pencernaan air dan elektrolit,
d.                  Sirkulasi darah melalui organ-organ gastrointestinal yang membawa zat yang diabsorpsi,
e.                   Pengaturan semua fungsi oleh system saraf dan hormone.
BAB II
PEMBAHASAN
A.               PROSES PENCERNAAN
Di dalam tubuh manusia terdapat empat proses pencernaan dasar yaitu:
1.      Motilitas
Mengacu pada kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan.Otot polos vaskuler dan otot polos di dinding saluran pencernaan berkontraksi terus menerus dengan kekuatan rendah (tonus). Tonus penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap serta untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi (peregangan).terdapat 2 jenis dasar motilitas pencernaan :
a.       Gerakan propulsive (mendorong)
Gerakan propulsive mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan ke depan dengan kecepatan yang berbeda-beda dengan laju propulsi bergantung pada fungsi yang dilaksanakan oleh setiap regio saluran pencernaan.
b.      Gerakan mencampur
Gerakan mecampur mempunyai fungsi ganda, pertama dengan mencampur makanan dengan getah pencernaan gerakan tersebut membantu pencernaan. Kedua gerakan tersebut mempermudah penyerapan dengan memajankan semua bagian isi usus kepermukaan penyerapan saluran pencernaan.
Tindakan mengunyah,menelan dan defekasi memiliki komponen volounter karena otot-otot rangka berada di bawah control kesadaran,sedangkan motilitas yang dilakukan otot polos di bagian pencernaan lainnya di control oleh meklanisme involounter yang kompleks.
2.      Sekresi
Sejumlah getah pencernaan di sekresikan ke dalam lumen saluran pencernaan oleh kelenjar-kelenjar eksokrin,masing-masing dengan produk sekretorik spesifiknya sendiri.sekresi pencernaan terdiri dri air,elektrolit dan konstituen organic spesifik yang penting dalam proses pencernaan seperti enzim,garam empedu,atau mucus.sel-sel sekretorik meng ekstraksi dari plasma sejumlah besar air dan bahan-bahan mentah yang penting.sekresi semua getah pencernaan memerlukan energi baik untuk transportasi aktif sebagian bahan mentah ke dalam sel (sebagian berdifusi secara pasif) maupun untuk sintesis produk sekretorik oleh reticulum endoplasma.sekresi tersebut dikeluarkan ke dalam lumen saluran pencernaan karena adanya rangsangan saraf atau hormone yang sesuai.dalam keadaan,sekresi pencernaan di rearbsorpsi dalam satu bentuk atau bentuk lain untuk dikembalikan ke darah setah produk sekresi tersebut ikut srta dalam proses pencernaan.kegagalan proses rearbsorpsi ini (misalnya akibat diare atau muntah)menyebabkan hilangnya cairan yag dipijam dari plasma tersebut.
3.      Pencernaan
Mengacu pada proses penguraian makanan dari yang strukturnya kompleks menjadi satuan-satuan yang lebih kecil agar dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam system pencernaan.manusia mengkonsumsi 3 kategori biokimiawi makanan kaya energi yaitu kerbohidrat,protein dan lemak,molekul besar tersebut tidak mampu menembus membrane plasma utuh untuk di serap dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.
4.      Penyerapan
Pencernaan diselesaikan dan sebagian besar penyerapan terjadi di usus halus.melalui proes penyarapan (arbsorpsi), satuan-satuan kecil yang dapat diserap yang dihasilkan dari proses pencernaan tersebut,bersama dengan air,vitamin dan elektrolit dipindahkan dari lumen saluran pencernaan ke dalam darah atau limfe.
Organ Pencernaan
Motilitas
Sekresi
Pencernaan
Penyerapan
Mulut dan kelenjar liur
mengunyah
Saliva
Pencernaan karbohidrat dimulai
Makanan tidak; beberapa obat misalnya nitrogliserin
Amilase
Mukus
Lisojim
Faring dan Esofagus
Menelan
Mukus
Tidak ada
Tidak ada
Lambung
Relaksasi Reseptif; peristalsis
Getah lambung
Pencernaan karbohidrat berlanjut dibadan lambung;
Makanan tidak; beberapa zat yang larut - lemak, misalnya alkohol dan aspirin
HCl
Pencernaan protein dimulai di atrum lambung
Pepsin
Mukus
Faktor intrinsik
Pankreas
Tidak ada
Sistem pencernaan pancreas
Enzim-enzim pankreas ini menyelesaikan pencernaan dilumen duodenum
Tidak ada
eksokrin
tripsin , kimotripsin, karboksi, peptidase
Amilase
Lipase
Sekresi NaHCO3
encer pankreas
Hati
Tidak ada
Empedu: sekresi alkali, garam empedu, bilirubin
Empedu tidak mencernakan apapun, tetapi dalam garam empedu mempermudah pencernaan dan penyerapan lemak di lumen duodenum
Tidak ada
Usus halus
Segmentasi; kompleks motilitas migratif
Sukus enterikus: mukus dan garam
Dalam lumen, di bawah pengaruh enzim pankreas dan empedu, pencernaan karbohidrat dan protein berlanjut dan pencernaan lemak selesai; di brush border, pencernaan karbohidrat dan protein selesai
Semua nutrien, sebagian besar elektrolit, dan air
( enzim usus halus tidak disekresikan tetapi berfungsi intrasel di brush border-disakaridase dan aminopeptidase)
Usus Besar
Haustrasi; pergerakan masa
Mukus
Tidak ada
Garam dan air, mengubah isi menjadi feses
B.                 FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN
1.      Rongga Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan . Di dalam rongga mulut terdapat gigi , lidah dan juga kelenjar lidah
Fungsi gigi :
a. Gigi seri berfungsi untukmemotong makanan
b. Gi gitaring berfungsi merobekmakanan
c. Geraham berfungsi untuk mengunyah makanan
Fungsi lidah :
a. Sebagai pengecap rasa makanan
b. Sebagai laat pemindah makanan
c. Sebagai alat bantu menelanmakanan
Kelenjar ludah menghasilkan ludah ( saliva ) sebanyak 2,5 liter per harinya. Di dalam rongga mulut terdapat 3 pasang kelenjar ludah, yaitu kelenjar ludah parotis,kelenjar ludah rahang bawah dan kelenjar ludah bawah lidah, Ludah merupakan cairan pekat yang mengandung air, lendir, garam dan enzim ptialin ( amilase )
Fungsi saliva:
a.       Fungsi mekanis, mencampur saliva dengan makanan agar menjadi lunak atau setengah cair yang disebut bolus agar mudah ditelan dan mendinginkan makanan.
b.      Fungsi kemis, melarutkan makanan yang kering untuk dapat dirasakan, misalnya butiran gula atau garam dalam mulut akan larut dengan perantaraan saliva. Di samping itu, saliva juga memantau gigi yang menjadi busuk dengan cara mengubah suasana asam yang ditimbulkan bakteri pembusuk menjadi suasana alakalis.
Pada lansia gigi geligi mulai banyak yang tanggal, di smping juga terjadi kerusakan gusi karena proses degenerasi. Kedua hal ini sangat mempngaruhi proses mastikasi makanan. Lansia mulai sukar kemudian lama kelamaan malas, untuk makan makanan berkonsistensi keras. Kelenjar saliva produksinya menurun, sehingga mempengaruhi proses perubahan kompleks karbohidrat menjadi sakarida (karena enzim ptialin menurun) juga fungsi ludah sebagai pelicin makanan berkurang, sehingga proses menelan lebih sukar. Pentol pengecap di ujung lidah menurun jumlahnya, terutama untuk rasa asin sehingga lansia cenderung untuk makan makanan yang lebih asin.

2.      Faring
Faring menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan dan melakukan gerakan mencegah masuknya makanan ke jalan pernapasan dengan menutup sementara hanya beberapa detik dan mendorong makanan masuk ke dalam esofagus agar tidak membahayakan pernapasan.
3.      Kerongkongan ( esofagus )
Kerongkongan menghubungkan tenggorokan dengan lambung.  Makanan didorong melalui kerongkongan bukan oleh gaya tarik bumi, tetapi oleh gelombang kontraksi dan relaksasi otot ritmik yang disebut dengan peristaltik. Sekresi esofagus bersifat mukoid dan berfungsi  memberikan pelumas untuk pergerakan makanan melalui esofagus.
Banyak lansia sudah mengalami kelemahan otot polos sehingga proses menelan sering sukar. Kelemahan otot esofagus sering menyebabkan proses patologis yang disebut hernia hiatus.
4.       Lambung ( ventrikulus )
Lambung menampung makanan yang masuk melalui esofagus, mengahancurkan makanan, dan menghaluskan makanan dengan gerakan peristaltik lambung dan getah lambung. Penghancuran makanan dilakukan dengan dua cara yaitu dengan mekanis dan kimiawi.
a.       Mekanis, menyimpan, mencampur dengan sekret lambung dan mengeluarkan kimus ke dalam usus. Pendorongan makanan terjadi secara gerakan peristaltik setiap 20 detik.
b.      Kimiawi, bolus dalam lambung akan dicampur dengan asam lambung dan enzim-enzim.
Di dalam lambung, makanan dicerna secara kmiawi. Dinding lambung tersusun dari tiga lapisan otot, yakni otot melingkar, memanjang dan menyerong. Kontraksi dan ketiga macam lapisan otot tersebut mengakibatkan gerak peristaltik (gerak menggelombang). Gerak peristaltik menyebabkan makanan di dalam lambung diaduk-aduk.
Di bagian dinding lambung sebelah dalam terdapat kelenjar-kelenjar yang menghasilkan getah lambung. Aroma, bentuk, warna, dan selera terhadap makanan secara refleks akan menimbulkan sekresi getah lambung. Getah lambung mengandung asam lambung (HCI), pepsin, musin, dan renin. Asam lambung berperan sebagai pembunuh mikroorganisme dan mengaktifkan enzim pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin merupakan enzim yang dapat mengubah protein menjadi molekul yang lebih kecil. Musin merupakan mukosa protein yang melicinkan makanan. Renin merupakan enzim khusus yang hanya terdapat pada mamalia, berperan sebagai kaseinogen menjadi kasein. Kasein digumpalkan oleh Ca²+ dari susu sehingga dapat dicerna oleh pepsin. Tanpa adanya reninm sus yang berwujud cair akan lewat begitu saja di dalam lambuing dan usu tanpa sempat dicerna.
Kerja enzim dan pelumatan oleh otot lambung mengubah makanan menjadi lembut seperti bubur, disebut chyme (kim) atau bubur makanan. Otot lambung bagian pilorus mengatur pengeluaran kim sedikit demi sedikit dalam duodenum. Caranya, otot pilorus yang mengarah ke lambung akan relaksasi (mengendur) jika tersentuk kim yang bersifat asam. Sebaliknya, otot pilorus yang mengarah ke duodenum akan berkontraksi (mengerut) jika tersentu kim. Jadi, misalnya kim yang bersifat asam tiba di pilorus depan, maka pilorus akan membuka, sehingga makanan lewat. Oleh karena makanan asam mengenai pilorus belakang, pilorus menutup. Makanan tersebut dicerna sehingga keasamanya menurun. Makanan yang bersifat basa di belakang pilorus akan merangsang pilorus untuk membuka. Akibatnya, makanan yang asam dari lambung masuk ke duodenum. Demikian seterusnya. Jadi, makanan melewati pilorus menuju duodenum segumpal demi segumpal agar makanan tersebut dapat tercerna efektif. Seteleah 2 sampai 5 jam, lambung kosong kembali.
Terjadi atrofi mukosa, atrofi dari sel kelenjar, sel parietal dan sel chief akan menyebabkan sekresi asam lambung, pepsin, dan faktor intrinsik berkurang. Ukuran lambung pada lansia menjadi lebih kecil, sehingga daya tampung makanan menjadi berkurang. Proses perubahan protein menjadi pepton terganggu. Karena sekresi asam lambung berkurang rangsang rasa lapar juga berkurang.
5.      Usus halus ( intestinum tenue )
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum). Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu.
a.       Fungsi usus duabelas jari
Usus dua belas jari bertanggung jawab untuk menyalurkan makanan ke usus halus. Secara histologis, terdapat kelenjar Brunner yang menghasilkan lendir. Dinding usus dua belas jari tersusun atas lapisan-lapisan sel yang sangat tipis yang membentuk mukosa otot.
b.      Fungsi usus halus
1. Mensekresi cairan usus
2. Menerima cairan empedu dan pankreas
3. Mencerna makanan
4. Getah usus dan pankreas mengandung enzim yang mengubah:
a.          Protein menjadi asam amino
b.         Karbohidrat menjadi glukosa, maltosa dan galaktosa
c.          Lemak menjadi asam lemak dan gliserol (dengan bantuan garam empedu pada keluaran empedu ke dalam duodenum oleh kontraksi kelenjar empedu)
d.      Pencernaan makanan disempurnakan, zat-zat makanan dipecah menjadi bentuk-bentuk yang lebih sederhana yang dapat diserap melalui dinding usus halus ke dalam aliran darah dan limfe.
5.      Mencerna dan mengabsorpsi khime dari lambung
6.      Mengbsorpsi air, garam dan vitamin.
7.      Menggerakkan kandungan usus sepanjang usus oleh kontraksi segmental pendek dan “gelombang cepat” yang menggerakkan kandungan usus sepanjang usus menjadi lebih cepat.
Pada lansia mukosa usus halus juga mengalami atrofi, sehingga luas permukaan berkurang, sehingga jumlah vili berkurang dan selanjutnya juga menurunkan proses absorbsi. Di daerah duodenum enzim yang di hasilkan oleh pankreas dan empedu juga menurun, sehingga metabolisme karbohidrat, protein dan lemak menjadi tidak sebaik sewaktu muda. Keadaan seperti ini sering menyebabkan gangguan yang di sebut sebagai : maldigesti dan mal absorbsi.
6.      Usus Besar
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja.Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat.Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.


Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Pada lansia usus besar kelokan-kelokan pembuluh darah meningkat sehingga motilitas kolon menjadi berkurang. Keadaan ini akan menyebabkan absorbsi air dan elektrolit meningkat (pada colon sudah tidak terjadi absorbsi makanan), feses menjadi keras, sehingga keluhaan sulit buang air merupakan keluhan yang sering di dapat pada lansia. konstipasi juga di sebabkan karena peristaltik colon yang melemah gagal mengosongkan rektum. Proses defekasi yang seharusnya di bantu oleh kontraksi dinding abdomen juga seringkali tidak efektif karena dinding sudah melemah. Walaupun demikian harus di catat bahwa konstipasi tidak selalu merupakan keadaan fisiologik, dan asesmen yang di teliti harus di laksanakan sebelum menentukan penyebab konstipasi, dan karena terapi yang di berikan.

7.      Rektum & Anus
Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
BAB III
PENUTUPAN
 
Di dalam tubuh manusia terdapat empat proses pencernaan dasar yaitu:
1.      Motilitas
2.      Sekresi
3.      Pencernaan
4.      Penyerapan
System pencernaan manusia terdiri dari:
1.      Mulut
2.      Faring
3.      Esophagus
4.      Lambung
5.      Usus halus
6.      Usus besar
7.      Rectum dan anus
Masing-masing organ memiliki fungsi tersendiri dan memiliki peranan penting dalam pencernaan.
DAFTAR PUSTAKA
Syaifuddin. 2002. Struktur dan Komponen tubuh Manusia. Jakarta: Widya Medika
Prearce, Evelyn C. 2000.  Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Sherwood, Lauralee. 1987. Fisiologi Manusia. Jakarta: EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar